Pelantikan Prabowo-Gibran: Momen Bersejarah bagi Indonesia

Pelantikan Prabowo-Gibran: Momen Bersejarah bagi Indonesia

Pemandangan tak biasa menghiasi halaman Gedung MPR-DPR pada Jumat, 18 Oktober 2024. Di antara kendaraan taktis seperti Anoa 6×6 Armoured Personnel Carrier (APC) dan Indonesian Light Strike Vehicle (ILSV), Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) bersiap dengan metal detector untuk menjaga ketat area pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.

Di dalam gedung, gladi kotor pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 tengah berlangsung. Persiapan ini melibatkan aktor pengganti untuk Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, serta Joko Widodo dan Ma’ruf Amin. Mereka menjalani simulasi untuk memastikan semua teknis berjalan lancar pada hari besar 20 Oktober 2024.

Jakarta Tetap Ibu Kota Pelantikan

Pakar hukum tata negara Margarito Kamis menegaskan bahwa Jakarta masih sah menjadi tempat pelantikan presiden, meski Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur telah disiapkan. “Secara hukum, Jakarta masih harus dianggap sebagai Ibu Kota Negara,” ujarnya. Menurut Margarito, pelantikan tetap sah di Gedung MPR-DPR Jakarta hingga ada Keputusan Presiden (Keppres) resmi yang memindahkan ibu kota.

Peran TAP MPR dalam Pelantikan

MPR akan mengeluarkan TAP MPR khusus untuk melantik Prabowo-Gibran. Menurut Margarito, hal ini merupakan langkah administratif penting dalam mencatat peristiwa pelantikan secara konstitusional. Meski tidak memberikan dampak hukum yang signifikan, TAP MPR memperkuat legitimasi pelantikan dibanding hanya melalui berita acara biasa.

Harapan dan Tantangan bagi Kepemimpinan Prabowo

Prabowo Subianto diharapkan membawa perubahan dalam lanskap politik Indonesia. Menurut Usep S. Achyar dari Populi Center, pemindahan pusat kekuasaan ke Hambalang menjadi simbolisasi kepemimpinan baru yang berbeda dengan era Joko Widodo. Meski demikian, potensi konflik elite politik tetap menjadi perhatian.

Pelantikan ini juga menjadi sorotan dunia internasional. Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar dengan mayoritas penduduk muslim akan menjadi pusat perhatian global. Eddy Soeparno dari Fraksi PAN menegaskan pentingnya persatuan dan keberlanjutan pembangunan untuk mencapai target Indonesia Emas 2045.

Kehadiran Tokoh Nasional

Ketua MPR RI Ahmad Muzani memastikan kehadiran tokoh-tokoh nasional dalam pelantikan ini, termasuk mantan calon presiden Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Presiden Joko Widodo. Para mantan presiden juga diundang, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri. Hal ini menunjukkan kuatnya dukungan lintas partai dan generasi dalam proses transisi kepemimpinan.

Simbolisasi dan Stabilitas

Menurut Igor Dirgantara, transisi kepemimpinan kali ini adalah yang paling mulus dalam sejarah Indonesia, dengan stabilitas politik yang terjaga. Pemerintahan Prabowo-Gibran diprediksi akan diisi oleh banyak profesional, dengan fokus pada kebijakan strategis di berbagai sektor, seperti penguatan sektor swasta dan pengembangan SDM.

Tokoh lain seperti Marsudi Syuhud dari MUI dan Burhanuddin Abdullah menekankan pentingnya dukungan masyarakat dalam memastikan kelancaran transisi ini. Hal ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesejahteraan nasional melalui kebijakan yang berkelanjutan.

Harapan Rakyat untuk Prabowo

Dari kalangan rakyat, harapan untuk Prabowo terbilang sederhana. Misalnya, seorang pedagang kaki lima di Jakarta berharap agar kota lebih tertata rapi. Di sisi lain, seniman di Taman Ismail Marzuki (TIM) berharap Prabowo dapat memperhatikan sektor budaya, dengan menyelesaikan masalah revitalisasi TIM yang berlarut-larut.

Pelantikan Prabowo-Gibran pada 20 Oktober 2024 tidak hanya menjadi momen seremonial, tetapi juga langkah awal menuju perubahan besar dalam kebijakan dan dinamika politik Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak, pelantikan ini diharapkan memberikan dampak positif bagi Indonesia di kancah nasional dan internasional.